Jumat, 11 Desember 2015

Setiap hari adalah hari ibu by Al-Fatih Crew_Mading UKKI At-Tarbiyah_IKIP PGRI Madiun

BUKAN HARI IBU

Madiun, 22 Desember 2014

Hari ibu yang sudah menjadi tradisi perayaan setiap tanggal 22 desember, ternyata memiliki makna tersendiri menurut kacamata Islam. Berbagai sumber mengatakan bahwasanya hari ibu itu kedudukannya sama dengan Hari Valentine, April Mop, Tahun Baru Masehi, Hari Bumi dan hari-hari lainnya yang bermuara pada kepercayaan orang-orang barat.
Menurut Islam sendiri merayakan peringatan hari ibu dikatakan bid’ah. Sesungguhnya setiap hari raya yang menyelisihi hari raya syar’I adalah bid’ah semuanya, tidak dikenal dimasa salafus sholih. Bahkan bisa jadi, hari raya itu berasal dari non muslim yang di dalamnya terdapat kebid’ahan dan tasyabuh (menyerupai) musuh-musuh Allah SWT. Ada beberapa hari raya syar’i yang dilakukan umat islam seperti; Idul Fitri, Idul Adha dan Ied dalam sepekan yaitu
(hari Jum’at). Dan didalam Islam tidak ada hari raya kecuali hanya tiga yang telah dijelaskan diatas, semua perayaan yang ada selain yang tiga tersebut adalah tertolak dan bathil menurut syari’at Allah SWT dikatakan demikian karena berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang artinya sebagai berikut.

“Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang bukan dari urusanku (Islam), maka amalan tersebut tertolak”.
Sehingga berdasarkan ayat diatas maka, perayaan “hari ibu” tidak diperbolehkan dalam islam. Namun, sejalan dengan pemikiran tersebut bila dikaitkan antara perayaan hari ibu dengan kedudukan ibu yang terdapat pada beberapa ayat Al-qur’an dan Al-hadits yang artinya sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah r.a, Rasululloh saw bersabda, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).

Dan jawaban mengenai, ayat diatas dapat dijelaskan dalam surat Al-Ahqaaf yang artinya sebagai berikut.

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15).

Sehingga, alangkah lebih baiknya jika peringatan hari ibu tidak hanya bertujuan untuk sekedar seremonial saja, atau hanya sekedar hura hura/ramai-ramai, tetapi hal itu harus dimaknai dengan sungguh-sungguh yang dapat menggugah dan mengingatkan kita semua betapa mulia sebutan dan kedudukan seorang ibu dalam kehidupan umat manusia, yang tentunya hal itu bukan berarti mengabaikan peran bapak. Karena pada hakikatnya kedua orang tua berorientasi mendidik anaknya agar dapat terkawal dan terarah hingga menjadi anak yang shaleh-shalihah.

So, sampai kapan tetaplah bangga dan cintailah kedua orang tuamu, terlebih-lebih lagi kepada ibumu. Cintailah ibumu tanpa harus menunggu moment-moment perayaan hari yang dibuat oleh orang-orang barat. Selain itu, kita juga boleh dan patut berbangga dan berbahagia, karena telah mampu mencetak kader umat, kader bangsa hingga siap memimpin. …. Dari dalam rahimmulah, lahir pemimpin-pemimpin besar dunia yang mampu membawa perubahan-perubahan besar revolusioner ke arah kemajuan peradaban dunia… Bersyukurlah seorang Ayah, karena di balik ‘kebesaranmu’ dan keberhasilanmu, dalam berkarir dan memimpin terdapat seorang pendukung sejati yang sangat setia mendampingi dan menemanimu, bahkan hingga akhir usiamu, dialah Ibu… SELAMAT MEMPERINGATI HARI IBU, JASA-JASAMU AKAN TERUS TERKENANG, MENERANGI DAN MENCERAHKAN PERADABAN NEGERI INI,… Barakallah..Semoga Bermanfaat.








Jaysmine

15/12/2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar